Viedhaa


MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

A.    Permasalahan Pokok Pendidikan
            Hingga saat ini masalah pendidikan masih menjadi perhatian khusus oleh pemerintah. Menurut Staf Ahli Kemendikbud Prof. Dr. Kacung Marijan, Indonesia mengalami masalah pendidikan yang komplek. Selain angka putus sekolah, pendidikan di Indonesia juga menghadapi berbagai masalah lain, mulai dari buruknya infrastruktur hingga kurangnya mutu guru. Masalah utama pendidikan di Indonesia adalah kualitas guru yang masih rendah, kualitas kurikulum yang belum standar, dan kualitas infrastruktur yang belum memadai.
            Pada dasarnya masalah yang dihadapi Indonesia saat ini yaitu berkaitan dengan pemerataan pendidikan tiap warganya dan masalah mutu, relevansi serta efisiensi pendidikan. Bagaimanakah pendidikan tersebut dapat membekali peserta didik untuk dapat terjun di masyarakat.

B.     Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia
            Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan.
1.            Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
            Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.
            Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.
2.            Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
            Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia.
            Mengenai biaya pendidikan, tidak hanya berbicara mengenai biaya sekolah, kursus atau lembaga pendidikan yang lain baik itu formal maupun informal, tetapi juga mengenai biaya lain seperti buku, seragam, transportasi, dll. Pembebasan biaya pendidikan seperti di sekolah dasar hanya sebatas pembebasan biaya pengajaran, sementara untuk buku dan alat penunjang lain masih dibebankan pada peserta didik.
            Selain masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, masalah lainnya adalah waktu pengajaran. Waktu pengajaran di Indonesia saya rasa terlalu lama. Contohnya misalkan di SMA. Sekolah dimulai dari pukul 07.00 dan diakhiri sampai pukul 15.00. Bahkan ada yang hingga pukul 16.00. Belum lagi ditambah jam-jam intensif ketika menjelang ujian nasional. Hal tersebut jelas tidak efisien, karena banyak peserta didik yang mengikuti lembaga pendidikan informal lain seperti les akademis, bahasa, dsb. Jelas juga terlihat, bahwa proses pendidikan yang lama tersebut tidak efektif, karena peserta didik banyak yang mengikuti pendidikan informal atau bimbel untuk melengkapi pendidikan formal yang dinilai kurang.
            Mengenai mutu pengajar pun dirasa masih kurang. Terkadang pendidik tidak mendidik sesuai dengan keahlian kompeten yang dimilikinya. Pendidik juga kurang dapat menciptakan bagaimana pengajaran yang menarik dan  mudah dimengerti oleh peserta didik.
            Beberapa tahun belakangan, kita juga sering berganti kurikulum. Hal ini juga dapat berpengaruh karena ketika mengganti kurikulum, tujuan, metode, strategi serta system evaluasi juga berubah dan pengajar harus diberi pelatihan terlebih dahulu yang juga menambah cost biaya pendidikan. Sehingga hal tersebut sebenarnya kurang efisien. Bahkan saat ini sudah disosialisasikan mengenai kurikulum 2013 sementara untuk kurikulum sebelumnya saja masih banyak pertanyaan dan tugas yang belum terselesaikan dengan baik.
3.            Standardisasi Pendidikan Di Indonesia
            Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal terlihat hanya berpaku pada standar dan kompetensi. Hal ini berpotensi menimbulkan kemungkinan adanya pendidikan yang terpaku oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.
            Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaimana agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar saja. Hal itu jelas salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

            Selain beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di atas, berikut ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya yaitu::
1.            Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
            Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
2.             Rendahnya Kualitas Guru
            Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Namun saat ini pemerintah sudah berupaya mengatasi hal tersebut yaitu dengan mengharuskan pendidik meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan, tetapi pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas.
3.            Rendahnya Kesejahteraan Guru
            Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Banyak guru yang mendapat gaji kurang layak sehingga mereka harus bekerja sambilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun dengan adanya UU Guru dan Dosen saat ini, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Dijelaskan dalam pasal itu bahwa guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai meliputi gaji pokok, tunjangan profesi, dan tunjangan lain yang berkaitan dengan tugasnya.
4.            Rendahnya Prestasi Siswa
            Dengan adanya permasalahan seperti rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru, pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Peserta didik di Indonesia ternyata masih banyak yang belum mampu memenuhi kriteria kompetensi yang diharapkan. Kelemahan mereka terutama terletak pada ketergantungan pada materi hafalan, sehingga untuk soal-soal yang membutuhkan penalaran mereka masih kesulitan.
5.            Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
            Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
6.            Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
            Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Setiap tahunnya ada jutaan anak yang putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Hal ini disebabkan kurangnya materi keterampilan yang diberikan pada peserta didik untuk menghadapi dunia luar.
7.            Mahalnya Biaya Pendidikan
            Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Namun saat ini pemerintah sudah berusaha meminimalisir tingkat angka putus sekolah dengan mengupayakan bantuan operasional sekolah maupun perguruan tinggi, meskipun pada prakteknya masih kurang terorganisir dengan baik karena ulah beberapa pihak.

C.    Faktor Penyebab Masalah Pendidikan di Indonesia
Masalah Pendidikan di Indonesia disebabkan faktor-faktor, antara lain :
1.   Pertambahan jumlah penduduk yang cepat.
2.   Kemampuan ekonomi keluarga.
3.   Kesadaran akan arti pentingnya pendidikan bagi kehidupan.
4.   Terbatasnya daya tampung satuan pendidikan.
5.   Kualitas tenaga kependidikan.
6.   Perkembangan ilmu dan teknologi.
7.   Aspirasi masyarakat dan tuntutan dunia pekerjaan.
8.   Keterbelakangan budaya.

D.    Upaya Mengatasi Masalah Pendidikan
Upaya untuk mengatasi masalah tersebut di atas, perlu dilakukan antara lain :
1.   Upaya pemecahan masalah secara konvensional ,
      yaitu  upaya pemecahan masalah dengan cara yang biasa dilakukan. Upaya ini antara lain :
a.   Penambahan jumlah bangunan atau kelas lembaga pendidikan;
b.   Penambahan jumlah tenaga kependidikan;
c.   Penambahan dan penggantian sejumlah sarana/prasarana pendidikan;
d.   Penambahan jumlah biaya opersional sekolah;
e.   Melaksanakan penataran bagi pendidik;
f.    Memberikan beasiswa bagi pendidik untuk melanjutkan pendidikan (pascasarjana);
2.   Upaya pemecahan masalah secara secara inovatif
artinya pemecahan masalah dengan cara baru, yang dilakukan dengan pendayagunaan hasil creativitas tertentu terutama yang baru, yang berbeda dengan cara-cara sebelumnya. Upaya pemecahan masalah pendidikan secara inovatif antara lain:
a.   Sistem pembelajaran online;
b.   Pemanfaatan fasilitas multimedia;
c.   Modernisasi pengelolaan pendidikan




Daftar Rujukan

0 Responses

Kamis, 02 Mei 2013

Paper Masalah Pendidikan di Indonesia

Diposting oleh Viedhaa di 12:34 AM


MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

A.    Permasalahan Pokok Pendidikan
            Hingga saat ini masalah pendidikan masih menjadi perhatian khusus oleh pemerintah. Menurut Staf Ahli Kemendikbud Prof. Dr. Kacung Marijan, Indonesia mengalami masalah pendidikan yang komplek. Selain angka putus sekolah, pendidikan di Indonesia juga menghadapi berbagai masalah lain, mulai dari buruknya infrastruktur hingga kurangnya mutu guru. Masalah utama pendidikan di Indonesia adalah kualitas guru yang masih rendah, kualitas kurikulum yang belum standar, dan kualitas infrastruktur yang belum memadai.
            Pada dasarnya masalah yang dihadapi Indonesia saat ini yaitu berkaitan dengan pemerataan pendidikan tiap warganya dan masalah mutu, relevansi serta efisiensi pendidikan. Bagaimanakah pendidikan tersebut dapat membekali peserta didik untuk dapat terjun di masyarakat.

B.     Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia
            Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan.
1.            Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
            Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.
            Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.
2.            Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
            Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia.
            Mengenai biaya pendidikan, tidak hanya berbicara mengenai biaya sekolah, kursus atau lembaga pendidikan yang lain baik itu formal maupun informal, tetapi juga mengenai biaya lain seperti buku, seragam, transportasi, dll. Pembebasan biaya pendidikan seperti di sekolah dasar hanya sebatas pembebasan biaya pengajaran, sementara untuk buku dan alat penunjang lain masih dibebankan pada peserta didik.
            Selain masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, masalah lainnya adalah waktu pengajaran. Waktu pengajaran di Indonesia saya rasa terlalu lama. Contohnya misalkan di SMA. Sekolah dimulai dari pukul 07.00 dan diakhiri sampai pukul 15.00. Bahkan ada yang hingga pukul 16.00. Belum lagi ditambah jam-jam intensif ketika menjelang ujian nasional. Hal tersebut jelas tidak efisien, karena banyak peserta didik yang mengikuti lembaga pendidikan informal lain seperti les akademis, bahasa, dsb. Jelas juga terlihat, bahwa proses pendidikan yang lama tersebut tidak efektif, karena peserta didik banyak yang mengikuti pendidikan informal atau bimbel untuk melengkapi pendidikan formal yang dinilai kurang.
            Mengenai mutu pengajar pun dirasa masih kurang. Terkadang pendidik tidak mendidik sesuai dengan keahlian kompeten yang dimilikinya. Pendidik juga kurang dapat menciptakan bagaimana pengajaran yang menarik dan  mudah dimengerti oleh peserta didik.
            Beberapa tahun belakangan, kita juga sering berganti kurikulum. Hal ini juga dapat berpengaruh karena ketika mengganti kurikulum, tujuan, metode, strategi serta system evaluasi juga berubah dan pengajar harus diberi pelatihan terlebih dahulu yang juga menambah cost biaya pendidikan. Sehingga hal tersebut sebenarnya kurang efisien. Bahkan saat ini sudah disosialisasikan mengenai kurikulum 2013 sementara untuk kurikulum sebelumnya saja masih banyak pertanyaan dan tugas yang belum terselesaikan dengan baik.
3.            Standardisasi Pendidikan Di Indonesia
            Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal terlihat hanya berpaku pada standar dan kompetensi. Hal ini berpotensi menimbulkan kemungkinan adanya pendidikan yang terpaku oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.
            Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaimana agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar saja. Hal itu jelas salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

            Selain beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di atas, berikut ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya yaitu::
1.            Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
            Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
2.             Rendahnya Kualitas Guru
            Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Namun saat ini pemerintah sudah berupaya mengatasi hal tersebut yaitu dengan mengharuskan pendidik meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan, tetapi pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas.
3.            Rendahnya Kesejahteraan Guru
            Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Banyak guru yang mendapat gaji kurang layak sehingga mereka harus bekerja sambilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun dengan adanya UU Guru dan Dosen saat ini, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Dijelaskan dalam pasal itu bahwa guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai meliputi gaji pokok, tunjangan profesi, dan tunjangan lain yang berkaitan dengan tugasnya.
4.            Rendahnya Prestasi Siswa
            Dengan adanya permasalahan seperti rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru, pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Peserta didik di Indonesia ternyata masih banyak yang belum mampu memenuhi kriteria kompetensi yang diharapkan. Kelemahan mereka terutama terletak pada ketergantungan pada materi hafalan, sehingga untuk soal-soal yang membutuhkan penalaran mereka masih kesulitan.
5.            Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
            Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
6.            Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
            Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Setiap tahunnya ada jutaan anak yang putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Hal ini disebabkan kurangnya materi keterampilan yang diberikan pada peserta didik untuk menghadapi dunia luar.
7.            Mahalnya Biaya Pendidikan
            Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Namun saat ini pemerintah sudah berusaha meminimalisir tingkat angka putus sekolah dengan mengupayakan bantuan operasional sekolah maupun perguruan tinggi, meskipun pada prakteknya masih kurang terorganisir dengan baik karena ulah beberapa pihak.

C.    Faktor Penyebab Masalah Pendidikan di Indonesia
Masalah Pendidikan di Indonesia disebabkan faktor-faktor, antara lain :
1.   Pertambahan jumlah penduduk yang cepat.
2.   Kemampuan ekonomi keluarga.
3.   Kesadaran akan arti pentingnya pendidikan bagi kehidupan.
4.   Terbatasnya daya tampung satuan pendidikan.
5.   Kualitas tenaga kependidikan.
6.   Perkembangan ilmu dan teknologi.
7.   Aspirasi masyarakat dan tuntutan dunia pekerjaan.
8.   Keterbelakangan budaya.

D.    Upaya Mengatasi Masalah Pendidikan
Upaya untuk mengatasi masalah tersebut di atas, perlu dilakukan antara lain :
1.   Upaya pemecahan masalah secara konvensional ,
      yaitu  upaya pemecahan masalah dengan cara yang biasa dilakukan. Upaya ini antara lain :
a.   Penambahan jumlah bangunan atau kelas lembaga pendidikan;
b.   Penambahan jumlah tenaga kependidikan;
c.   Penambahan dan penggantian sejumlah sarana/prasarana pendidikan;
d.   Penambahan jumlah biaya opersional sekolah;
e.   Melaksanakan penataran bagi pendidik;
f.    Memberikan beasiswa bagi pendidik untuk melanjutkan pendidikan (pascasarjana);
2.   Upaya pemecahan masalah secara secara inovatif
artinya pemecahan masalah dengan cara baru, yang dilakukan dengan pendayagunaan hasil creativitas tertentu terutama yang baru, yang berbeda dengan cara-cara sebelumnya. Upaya pemecahan masalah pendidikan secara inovatif antara lain:
a.   Sistem pembelajaran online;
b.   Pemanfaatan fasilitas multimedia;
c.   Modernisasi pengelolaan pendidikan




Daftar Rujukan

0 komentar on "Paper Masalah Pendidikan di Indonesia"