KESULITAN BELAJAR
A.
Pengertian
Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menyebabkan
siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Menurut Burton, siswa diduga
mengalami kesulitan belajar apabila siswa tidak dapat mencapai ukuran tingkat
keberhasilan belajar dalam waktu tertentu.
Siswa yang
mengalami kesulitan belajar, akan sukar dalam menyerap materi-materi pelajaran
yang di sampaikan oleh guru sehingga ia akan malas dalam belajar, serta tidak
dapat menguasai materi, menghindari pelajaran, mengabaikan tugas-tugas yang
diberikan guru, penurunan nilai belajar dan prestasi belajar rendah.
B.
Macam-macam Kesulitan Belajar
1.
Learning
disorder atau kekacauan
belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena
timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan
belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu
atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan.
2.
Learning
disfunction
adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan
baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas
mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya.
3.
Underachiever merupakan siswa yang sesungguhnya
memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi
prestasi belajarnya tergolong rendah.
4.
Slow
learner atau lambat belajar
adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu
yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
5.
Learning
disabilities
atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu
belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya.
C.
Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan
Belajar
1.
Faktor Internal
·
Faktor
Intelegensi
Seorang anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi cendrung akan lebih berhasil dalam belajarnya dibandingkan dengan anak yang intelegensinya rendah.
Seorang anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi cendrung akan lebih berhasil dalam belajarnya dibandingkan dengan anak yang intelegensinya rendah.
·
Faktor
Minat
Dengan adanya minat mendorong kearah keberhasialan, anak yang berminat terhadap suatu pelajaran akan lebih mudah untuk mempelajarinya dan sebaliknya anak yang kurang berminat akan mengalami kesulitan dalam belajarnya.
Dengan adanya minat mendorong kearah keberhasialan, anak yang berminat terhadap suatu pelajaran akan lebih mudah untuk mempelajarinya dan sebaliknya anak yang kurang berminat akan mengalami kesulitan dalam belajarnya.
·
Faktor Bakat
Bakat ini dapat menyebabkan kesulitan belajar jika kurang mendapatkan perhatian. Anak sering dipaksa sesuai dengan kemauan orang tuanya , akibatnya dapat membebani anak, memunculkan nilai-nilai yang kurang baik, bahkan dirasakan menjadi tekanan bagi anak yang akhirnya akan berakibat kurang baik terhadap belajar anak di sekolah.
Bakat ini dapat menyebabkan kesulitan belajar jika kurang mendapatkan perhatian. Anak sering dipaksa sesuai dengan kemauan orang tuanya , akibatnya dapat membebani anak, memunculkan nilai-nilai yang kurang baik, bahkan dirasakan menjadi tekanan bagi anak yang akhirnya akan berakibat kurang baik terhadap belajar anak di sekolah.
·
Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian dapat menyebabkan kesulitan belajar, jika tidak memperhatikan fase-fase perkembangan seseorang. Seorang anak yang belum mencapai suatu fase tertentu akan mengalami kesulitan dalam berbagai hal termasuk dalam hal belajar.
Faktor kepribadian dapat menyebabkan kesulitan belajar, jika tidak memperhatikan fase-fase perkembangan seseorang. Seorang anak yang belum mencapai suatu fase tertentu akan mengalami kesulitan dalam berbagai hal termasuk dalam hal belajar.
2.
Faktor eksternal
a. Faktor Keluarga
Beberapa hal yang dapat menimbulkan persoalan yang bersumber dari keluarga adalah seperti: a). sikap orang tua yag mengucilkan anaknya, tidak mepercayai, tidak adil dan tidak mau menerime anaknya secara wajar, b). broken home, perceraian, percekcokan, c). Didikan yang otoriter, terlalu lemah dan memanjakannya, d). Orang tua tidak mengetahui kemampuan anaknya, sifat kepribadian, minat, bakat, dan sebagainya.
a. Faktor Keluarga
Beberapa hal yang dapat menimbulkan persoalan yang bersumber dari keluarga adalah seperti: a). sikap orang tua yag mengucilkan anaknya, tidak mepercayai, tidak adil dan tidak mau menerime anaknya secara wajar, b). broken home, perceraian, percekcokan, c). Didikan yang otoriter, terlalu lemah dan memanjakannya, d). Orang tua tidak mengetahui kemampuan anaknya, sifat kepribadian, minat, bakat, dan sebagainya.
b.
Faktor Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah dapat menjadikan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar seperti:
Lingkungan sekolah dapat menjadikan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar seperti:
1.
Cara
penyajian pelajaran kurang baik.
2.
Hubungan
guru dan murid kurang harmonis.
3.
Hubungan
antara burid dengan murid itu sendiri tidak baik
4.
Bahan
pelajaran yang disajikan tidak dimengerti siswa.
5.
Alat-alat
pelajaran yang tersedia kurang memadai.
6.
Waktu
sekolah dan disiplin kurang
c.
Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyrakat yang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, seperti: suka minum-minum minuman keras, penjudi dan sebagainya, dapat menghambat pembentukam kepribadiaan dan kemampuan, termasuk pula dalam proses belajar mengajar seorang anak.
Lingkungan masyrakat yang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, seperti: suka minum-minum minuman keras, penjudi dan sebagainya, dapat menghambat pembentukam kepribadiaan dan kemampuan, termasuk pula dalam proses belajar mengajar seorang anak.
D.
Tanda-tanda Kesulitan Belajar
Tanda tanda kesulitan belajar sangat bervariasi dan tergantung pada usia anak.
1. Pada Usia Pra-Sekolah
• Keterlambatan berbicara jika dibandingkan dengan anak seusianya
• Adanya kesulitan dalam pengucapan kata
• Kemampuan penguasaan jumlah kata yang minim
• Seringkali tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk suatu kalimat
• Kesulitan untuk mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari
• Kegelisahan yang sangat ekstrim dan mudah teralih perhatiannya
• Kesulitan berinteraksi dengan anak seusianya
2. Pada Usia Sekolah
• Daya ingatnya (relatif) kurang baik
• Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca.
• Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya
• Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat
• Sangat aktif dan tidak mampu menyele-saikan satu tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas
• Sulit konsentrasi atau pehatiannya mudah teralih
• Sering melakukan pelanggaran baik di sekolah atau di rumah
• Tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya
• Problem emosional seperti mengasingkan diri, pemurung, mudah tersinggung, dll
Tanda tanda kesulitan belajar sangat bervariasi dan tergantung pada usia anak.
1. Pada Usia Pra-Sekolah
• Keterlambatan berbicara jika dibandingkan dengan anak seusianya
• Adanya kesulitan dalam pengucapan kata
• Kemampuan penguasaan jumlah kata yang minim
• Seringkali tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk suatu kalimat
• Kesulitan untuk mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari
• Kegelisahan yang sangat ekstrim dan mudah teralih perhatiannya
• Kesulitan berinteraksi dengan anak seusianya
2. Pada Usia Sekolah
• Daya ingatnya (relatif) kurang baik
• Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca.
• Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya
• Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat
• Sangat aktif dan tidak mampu menyele-saikan satu tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas
• Sulit konsentrasi atau pehatiannya mudah teralih
• Sering melakukan pelanggaran baik di sekolah atau di rumah
• Tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya
• Problem emosional seperti mengasingkan diri, pemurung, mudah tersinggung, dll
• Menolak bersekolah
• Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau rutinitas tertentu
• Kesulitan dalam mempelajari pengertian tentang hari dan waktu
3. Pada Usia Remaja dan Dewasa
• Membuat kesalahan dalam mengeja berlanjut hingga dewasa
• Sering menghindar dari tugas membaca dan menulis
• Kesulitan dalam menyimpulkan suatu bacaan
• Kesulitan menjawab suatu pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan/atau tulisan
• Kemampuan daya ingat lemah
• Kesulitan dalam menyerap konsep yang abstrak
• Bekerja lamban
• Bisa kurang perhatian pada hal-hal yang rinci atau bisa juga terlalu fokus kepada hal-hal yang rinci
• Bisa salah dalam membaca informasi
• Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau rutinitas tertentu
• Kesulitan dalam mempelajari pengertian tentang hari dan waktu
3. Pada Usia Remaja dan Dewasa
• Membuat kesalahan dalam mengeja berlanjut hingga dewasa
• Sering menghindar dari tugas membaca dan menulis
• Kesulitan dalam menyimpulkan suatu bacaan
• Kesulitan menjawab suatu pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan/atau tulisan
• Kemampuan daya ingat lemah
• Kesulitan dalam menyerap konsep yang abstrak
• Bekerja lamban
• Bisa kurang perhatian pada hal-hal yang rinci atau bisa juga terlalu fokus kepada hal-hal yang rinci
• Bisa salah dalam membaca informasi
E.
Langkah-langkah Mengatasi Kesulitan
Belajar
1. Pengumpulan data
1. Pengumpulan data
Untuk menemukan sumber penyebab
kesulitan belajar, diperlukan banyak informasi sehingga perlu diadakan suatu
pengamatan langsung yang disebut pengumpulan data.
2. Pengolahan data
2. Pengolahan data
Semua data harus diolah dan dikaji
untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dialami oleh
anak.
3. Diagnosis, merupakan keputusan mengenai hasil dari pengolahan data.
4. Prognosis, merupakan aktivitas penyusunan rencana/program yang diharapkan dapt membantu mengatasi masalah kesulitan belajar anak didik.
5. Perlakuan, yang merupakan pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut.
6. Evaluasi, dimaksudkan untuk mengetahui apakah perlakuan yang telah diberikan berhasil dengan baik, artinya ada kemampuan atau bahkan gagal sama sekali. (Ahmadi dan Widodo, 2000: 96)
3. Diagnosis, merupakan keputusan mengenai hasil dari pengolahan data.
4. Prognosis, merupakan aktivitas penyusunan rencana/program yang diharapkan dapt membantu mengatasi masalah kesulitan belajar anak didik.
5. Perlakuan, yang merupakan pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut.
6. Evaluasi, dimaksudkan untuk mengetahui apakah perlakuan yang telah diberikan berhasil dengan baik, artinya ada kemampuan atau bahkan gagal sama sekali. (Ahmadi dan Widodo, 2000: 96)
F. Alternatif
mengatasi Kesulitan Belajar
Berikut ini beberapa alternatif dalam
kesulitan belajar :
1. Observasi Kelas
Observasi kelas dapat membantu
mengurangi kesulitan dalam tingkat pelajaran, misalnya memeriksa kelas dalam
kegiatan belajar, cukup nyaman, segar, sehat dan hidup atau tidak. Kalau
suasana kelas sangat nyaman, tenang dan sehat, maka itu semua dapat memotivasi
siswa untuk belajar lebih semangat lagi.
2. Pemeriksaan Alat Indera
Diupayakan minimal dalam sebulan sekali
pihak sekolah melakukan pemeriksaan kesehatan siswanya di Puskesmas, karena
tingkat kesehatan yang baik dapat menunjang pelajaran yang baik pula. Alat
indera sangat penting karena dapat menstimulasikan bahan pelajaran langsung ke
diri individu.
3. Teknik Main Peran
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke
rumah seorang murid untuk melihat, memperhatikan murid berikut semua yang ada
di sekitarnya. Di sini guru dapat langsung melakukan wawancara dengan orang
tuanya mengenai kepribadian anak, keluarga, ekonomi, pekerjaan dll. Selain itu
juga, guru bisa melihat keadaan rumah, kondisi dan situasinya dengan masyarakat
secara langsung.
4. Tes Diagnostik Kecakapan/Tes IQ/Psikotes
Dalam hal ini seorang guru dapat
mengetahui sejauh mana IQ seseorang dapat dilihat dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana. Dengan latihan psikotes dapat
diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara praktis dari segi dasar, logika
dan privasi seseorang.
5. Menyusun Program Perbaikan
Penyusunan program hendaklah dimulai
dari segi pengajar dulu. Seorang pengajar harus menjadi seorang yang
konsevator, transmitor, transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah
beberapa alat peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih
baik, karena dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi
belajarpun akan semakin tinggi.
Daftar Rujukan