Aliran-aliran Pendidikan
A.
Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam
Pendidikan
Aliran-aliran
klasik meliputi aliran-aliran empirisme, nativisme, naturalism, dan konvergensi
merupakan benang-benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran masa lalu,
kini, dan mungkin yang akan dating. Aliran-aliran itu mewakili berbagai variasi
pendapat tentang pendidikan, mulai dari yang paling pesimis sampai dengan yang
paling optimis. Aliran yang paling pesimis memandang bahwa pendidikan kurang
bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat yang tealah dimiliki anak. Sedang
sebaliknya, aliran yang sangat optimis memandang anak seakan-akan tanah liat
yang dapat dibentuk sesuka hati. Banyakk pemikiran yang berad di antara kedua
kutub tersebut, yang dapat dipandang sebagai variasi gagasan dan pemikiran dalam
pendidikan.
1. ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN DAN IMPLIKASI
TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN
1. Aliran Empirisme
Menurut
konsep empirisme pendidikan adalah maha kuasa dalam membentuk anak didik
menjadi apa yang diinginkannya.
Menurut John
Locke (dalam Blishen, 1970) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan
adalah:
a.
Pendidikan harus diberi sejak awal mungkin
b.
Pembiasaan dan latihan lebih daripada peraturan, perintah atau nasehat
c.
Anak didik harus diamati dari dekat untuk melihat:
1. Apa
yang paling tepat bagi anak itu sesuai dengan umurnya (tingkat
perkembangannya).
2.
Hasrat-hasratnya yang amat kuat
3.
Kecendrungannya mengikuti orang tua tanpa merusak semangat anak itu amat kuat.
d.
Anak harus dianggap sebagai mahluk rasional, dalam hal ini anak harus diberikan
alasan tentang hal-hal yang dituntut darinya.
e.
Pelajaran di sekolah jangan sampai menjadi beban bagi anak, namun hendaknya
menyenangkan dan merupakan suasana bermain yang membuka seluas-luasnya berbagai
kemungkinan yang dapat timbul.
2. Aliran Nativisme
Nativisme berasal
dari bahas Latin, asal katanya “natives” berarti terlahir. Aliran ini
dipelopori oleh Sckophenhauer seorang filosof kebangsaan jerman yang hidup
dalam tahun 1788-1880. Dia berpendapat bahwa “Pendidikan ialah membiarkan
seseorang bertumbuh berdasarkan pembawaannya”. Seseorang akan berkembang
berdasarkan apa yang dibawanya dari lahir. Hasil akhir perkembangan dan
pendidikan manusia ditentukan oleh
pembawaannya dari lahir. Pembawaan itu ada yang baik dan ada yang buruk. Oleh
karena itu manusia akan berkembang dengan pembawaan baik maupun pembawaan buruk
yang dibawaknya dari lahir.
Bagi nativisme, lingkungan
sekitar tidak ada artinya, sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam
mempengaruhi perkembangan, dan pendidikan tidak berpengaruh sama sekali
terhadap perkembangan seseorang. Contoh orang tua yang mengiginkan anaknya
menjadi pelukis. Ia berusaha mempersiapkan alat-alat untuk melukis dan
mendatangkan guru untuk melukis, tetapi gagal karena dalam diri anak tidak ada
bakat melukis. Oleh karena itu aliran ini merupakan aliran pesimis dalam
pendidikan (pesimisme)
3. Aliran
Naturalisme
Naturalisme berasal dari bahasa
latin dari kata “nature” artinya alam, tabiat, dan pembawaan. Aliran ini
dipelopori oleh J.J Rousseau (1712-1778), filosof kebangsaan prancis. Aliran
ini dinamakan juga nagativisme ialah aliran yang meragukan pendidikan untuk
perkembangan seseorang karena dia dilahirkan dengan pembawaan yang baik.
Ciri utama aliran
ini ialah dalam mendidik seseorang kembalilah kepada alam agar pembawaan
seseorang yang baik itu tidak dirusak oleh pendidik. Dengan kata lain pembawaan
yang baik itu supaya berkembang secara spontan.
Sebagai contoh,
pada masa anak-anak pengembangan panca indra dilakukan melalui kegiatan anak
itu sendiri. Untuk membimbing tingkah laku anak, buku tidak diperlukan, yang
penting adalah pengembangan alam atau lingkungan dan berbagai pristiwa yang
terjadi di dalamnya. Pada masa remaja agama dan moral hendaklah diajarkan
kepada mereka semata-mata dalam kaitannya dengan alasan alamiah, kemampuan
berfikir harus dikembangkan dan fantasi tidak dibiarkan bekerja leluasa.
Pengajaran yang tujuannya ingin menanamkan suatu aturan atau otoritas tertentu
lebih baik ditunda pelaksanaannya.
4. Aliran
Konvergensi
Konvergensi
berasal dari bahasa inggris asal katanya ”convergency” artinya pertemuan pada
suatu titik. Aliran ini dipelopori oleh William Stren seorang ahli pendidikan
bangsa jerman pada tahun 1871-1937. Aliran ini mempertemukan atau mengawinkan
dua aliran yang berlawanan di atas antara nativisme dan empirisme. Perkembangan
seseorang tergantung kepada pembawaan dan lingkungannya. Dengan kata lain
pembawaan dan lingkungan mempengaruhi perkembangan seseorang. Pembawaan
seseorang baru berkembang karena pengaruh lingkungan.
Jadi,
menurut teori Konvergensi
a.
Pendidikan mungkin dilaksanakan
b.
Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan pada anak
didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi
yang buruk.
c.
Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan
Aliran
konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat
dalam memahami tumbuh berkembang manusia.
2. GERAKAN BARU
PENDIDIKAN dan PENGARUHNYA TERHADAP
PELAKSANAAN di INDONESIA
Pendidikan
sebagai suatu kegiatan kompleks menuntut penanganan untuk meningkatkan
kualitasnya, naik yang bersifat menyeluruh maupun pada berbagai komponen
tertentu saja. Gerakan baru dalam paendidikan pada umumnyatermasuk yang kedua
yakni upaya peningkatan pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen
saja. Beberapa gerakan baru tersebut memusatkan diri pada perbaikan peningkatan
kualitas belajar mengajar pada sistem persekolahan, seperti pengajarn alam
sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekoalh kerja dan pengajaran proyek, dsb.
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak pada alam sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis ajaran ini antara lain ; Fr. A. Finger di Jerman dengan Heimatkunde (pengajaran alam sekitar) dan J. Lighthart di Belanda dengan Het Valleven (kehidupan senyatanya).
Alam sekitar sebagai fundamen dan pengajaran memberikan dasar emosional, sehingga anak menaruh perhatian yang spontan terhadap segala sesuatu yang diberikan kepadanya asal itu didasarkan atas dan diambil dari alam sekitarnya.
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak pada alam sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis ajaran ini antara lain ; Fr. A. Finger di Jerman dengan Heimatkunde (pengajaran alam sekitar) dan J. Lighthart di Belanda dengan Het Valleven (kehidupan senyatanya).
Alam sekitar sebagai fundamen dan pengajaran memberikan dasar emosional, sehingga anak menaruh perhatian yang spontan terhadap segala sesuatu yang diberikan kepadanya asal itu didasarkan atas dan diambil dari alam sekitarnya.
b. Pengajaran
Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Oviderminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Pendidikan menurut Decroly berdasar pada semboyan sekolah untuk hidup dan oleh hidup. Anak harus di didik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus dihadapkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat.
Decroly menyumbangkan 2 pendapat yang sangt berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:
· Metode Global , anak-anak mengamati dan menginat secara global (keseluruhan).
· Centre d’interet (pusat-pusat minat) , anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya) terhadap diri sendiri.
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Oviderminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Pendidikan menurut Decroly berdasar pada semboyan sekolah untuk hidup dan oleh hidup. Anak harus di didik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus dihadapkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat.
Decroly menyumbangkan 2 pendapat yang sangt berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:
· Metode Global , anak-anak mengamati dan menginat secara global (keseluruhan).
· Centre d’interet (pusat-pusat minat) , anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya) terhadap diri sendiri.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J. A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa dan tangan (keterampilan, kerja tangan). Sekolah kerja itu bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi kepentingan individu tetapi juga demi kepentingan msyarakat.
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J. A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa dan tangan (keterampilan, kerja tangan). Sekolah kerja itu bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi kepentingan individu tetapi juga demi kepentingan msyarakat.
d. Pengajaran
Proyek
Dasar filosofis dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek diletakkan oleh Jhon Dewey, namun pelaksanaannya dilakukan oleh pengikutnya. Dewey menegaskan bahwa sekolah haruslah sebagai mikrokosmos dari masyarakat, oleh karena itu pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukannya penyiapan untuk kehidupan di masa depan.
Pengajaran proyek biasa digunakan sebagai salah satu metode mangajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dsb. Pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan masalah secara komprehensif.
Dasar filosofis dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek diletakkan oleh Jhon Dewey, namun pelaksanaannya dilakukan oleh pengikutnya. Dewey menegaskan bahwa sekolah haruslah sebagai mikrokosmos dari masyarakat, oleh karena itu pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukannya penyiapan untuk kehidupan di masa depan.
Pengajaran proyek biasa digunakan sebagai salah satu metode mangajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dsb. Pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan masalah secara komprehensif.
e. Pengaruh
Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia
Kajian tentang pemikiran pendidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluaspemahaman tentang seluk beluk pendidikan, serta memupuk wawasan historik dari setiap tenaga kependidikan. Kedua hal itu sangat penting karena setiap keputusan dan tindakan di bidang pembelajaran, akan membawa dampak bukan hanya di masa kini tetapi juga di masa depan. Oleh karena itu setiap tindakan dan keputusan itu harus dapat dipertanggungjawabkan secara profesional.
Kajian tentang pemikiran pendidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluaspemahaman tentang seluk beluk pendidikan, serta memupuk wawasan historik dari setiap tenaga kependidikan. Kedua hal itu sangat penting karena setiap keputusan dan tindakan di bidang pembelajaran, akan membawa dampak bukan hanya di masa kini tetapi juga di masa depan. Oleh karena itu setiap tindakan dan keputusan itu harus dapat dipertanggungjawabkan secara profesional.
Dua
aliran pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran itu di
pandang sebagai tombak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. Namun, upaya
dan prakarsa di bidang pendidikan tidak terbatas oleh Taman Siswa dan INS saja,
terjadi pula pengembangan terhadap lembaga-lembaga yang telah ada seperti
madrasah, seminari, pesantren modern, dsb.
Setelah kemerdekaan, telah diupayakan pengembangan suatu system pendidikan rasional sesuai ketetapan Ayat 2 Pasal 31 dari Uud 1945. Seperti telah dikemukakan bahwa menjelang PJP II telah ditetapkan landasan Yuridis untuk penataan Sisdiknas dengan ditetapkannya UU RI no. 2 Tahun 1989 beserta peraturan pelaksanaannya.
Setelah kemerdekaan, telah diupayakan pengembangan suatu system pendidikan rasional sesuai ketetapan Ayat 2 Pasal 31 dari Uud 1945. Seperti telah dikemukakan bahwa menjelang PJP II telah ditetapkan landasan Yuridis untuk penataan Sisdiknas dengan ditetapkannya UU RI no. 2 Tahun 1989 beserta peraturan pelaksanaannya.
Ø Daftar Rujukan
http://nofrisalunp.blogspot.com/2011/11/aliran-aliran-pendidikan-dan-implikasi.html
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta