Viedhaa


SELF ESTEEM
(Harga Diri)

A.           Pengertian Self Esteem
Self esteem (harga diri) merupakan istilah yang digunakan dalam psikologi untuk mencerminkan seseorang dengan dimensi evaluasi yang menyeluruh dari diri. Harga diri meliputi keyakinan dan emosi. Jadi, self esteem dapat diartikan sebagai suatu perasaan dimana seseorang merasa bahwa dirinya berharga dan merasa bangga terhadap dirinya atau dapat dikatakan seberapa besar kita menyukai diri kita sendiri. Semakin kita menyukai diri kita sendiri, maka tingkat self esteem kita akan tinggi. Self esteem yang tinggi itulah yang akan mendorong diri kita, hubungan kita dengan orang lain, dan tingkat kepercayaan diri kita.

B.            Ciri-Ciri Self Esteem
Self Esteem di bedakan menjadi dua kondisi yaitu strong / kuat dan week / lemah. Orang yang mempunyai self esteem yang kuat akan  mampu membina relasi yang baik dan sehat dengan orang lain , bersikap sopan dan menjadikan dirinya menjadi orang yang berhasil.
Ø  Ciri – ciri orang yang mempunyai self esteem yang kuat adalah :
  1. Self Confidence / percaya diri.
  2. Goal Oriented / mengacu hasil akhir.
  3. Appreciative / menghargai.
  4. Contended / puas atau senang.

Ø  Ciri-Ciri orang yang memiliki self esteem lemah / weak adalah :
  1. Critical / mencela.
  2. Self-sentred / mementingkan diri sendiri.
  3. Cintical / sinis atau suka mengolok-olok.
  4. Diffident / malu-malu.

C.            Karakteristik Self Esteem
a.      Karakteristik Individu Dengan Self Esteem Yang Tinggi
1.Merasa puas dengan dirinya
2.Bangga dengan dirinya sendiri
3.     Aktif dan dapat mengekspresikan diri dengan baik
4.Menanggapi pujian dan kritik sebagai masukan
5.Dapat menerima kegagalan dan bangkit dari kekecawaan akibat kegagalan
6.Memandang hidup secara positif dan dapat mengambil nilai positif dari tiap hal
7.Menghargai tanggapan orang lain sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri
8.Optimis
9.Mudah berinteraksi, berhubungan dekat dan percaya pada orang lain
10.  Berani mengambil resiko
11.  Bersikap positif pada orang lain
12.  Memiliki pendirian tetap

b.      Karakteristik Individu Dengan Self Esteem Yang Rendah
1.      Merasa tidak puas dengan dirinya
2.      Ingin menjadi orang lain atau ingin berada di posisi orang lain
3.      Lebih sering mengalami emosi yang negative
4.      Sulit menerima pujian, tapi terganggu oleh kritik
5.      Sulit menerima kegagalan dan kecewa berlebh saat gagal
6.      Memandang hidup dan berbagai kejadian dalam hidup sebagai hal yang negative
7.      Menganggap tanggapan orang lain sebagai kritik yang mengancam
8.      Membesar-besarkan peristiwa negative yang pernah dialaminya
9.      Sulit untuk berinteraksi, berhubungan dan percaya pada orang lain
10.  Pesimis
11.  Menghindar dari resiko

D.           Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Diri (Self Esteem)
Menurut Coopersmith (1967) ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri, yaitu:
1.         Penghargaan dan Penerimaan dari Orang-orang yang Signifikan. Harga diri seseorang dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting dalam kehidupan individu yang bersangkutan, contohnya orang tua dan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan tempat interaksi yang pertama kali terjadi dalam kehidupan seseorang.

2.         Kelas Sosial dan Kesuksesan. Kedudukan kelas sosial dapat dilihat dari pekerjaan, pendapatan dan tempat tinggal. Individu yang memiliki pekarjaan yang lebih bergengsi, pendapatan yang lebih tinggi dan tinggal dalam lokasi rumah yang lebih mewah akan dipandang lebih sukses di mata masyarakat. Hal ini akan menyebabkan individu dengan kelas sosial yang tinggi meyakini bahwa diri mereka lebih berharga dari orang lain.

3.         Nilai dan Inspirasi Individu dalam Menginterpretasi Pengalaman.Kesuksesan yang diterima oleh individu tidak mempengaruhi harga diri secara langsung melainkan disaring terlebih dahulu melalui tujuan dan nilai yang dipegang oleh individu.

4.         Cara Individu dalam Menghadapi Devaluasi. Individu dapat meminimalisasi ancaman berupa evaluasi negatif yang datang dari luar dirinya.

E.            Cara Meningkatkan Self Esteem
1.      Examine Your True Value
Yakinkanlah pada diri anda bahwa anda adalah “unik” dari karya yang agung sang Pencipta. Tampillah dengan tampilan terbaik anda setiap hari. Jika anda mulai menghargai dan mengagumi diri anda,
maka orang lain akan melakukan hal yang sama.
2.      Do Not Compare to Others
Konsep kesuksesan bukanlah dengan membandingkan prestasi orang lain dengan prestasi kita, tetapi membandingkannya dengan pencapaian kita yang sebelumnya. Tentukanlah apa yang berharga dan janganlah mengukur kesuksesan anda dengan pengukur kesuksesan orang lain.
3.      Re-Programming Your Mind
Sikap dan tindakan seseorang dapat berubah sejalan dengan informasi yang diterima ke dalam pikirannya. Jadi, bagaimana anda dapat mengarahkan pikiran anda akan sangat berguna untuk meningkatkan citra diri anda dan juga akan membawa anda pada kesuksesan yang lebih tinggi.
4.      Creating Positive Environment
Jangan membiarkan orang lain yang menentukan pendapat anda terhadap diri anda sendiri. Kebahagiaan seseorang dapat terwujud ketika ia melakukan hal-hal yang membuat citra dirinya positif. Jadi, anda lah yang harus memegang kendali citra diri positif anda.
5.      Always Remember Your Past Success
Ingatlah kesuksesan anda di masa lalu yang dapat membuat anda merasa bangga, gunakan kesuksesan itu sebagai batu lompatan untuk mencapai kesuksesan yang berikutnya.
6.      Talk Positive to Yourself
Afirmasi positif terbukti dapat meningkatkan semangat dan citra diri seseorang, contohnya seseorang dapat menggunakan kata-kata positif buatannya sendiri seperti “saya pasti bisa”.
7.      Action
Self esteem yang tinggi tidak akan didapatkan jika anda menghindar dari setiap tantangan yanga ada dalam hidup anda. Untuk memperoleh self esteem yang tinggi tidak hanya cukup dengan berkata-kata positif pada diri anda, tetapi anda harus mengambil tindakan, hadapi ketakutan akan kegagalan, dengan demikian rasa percaya diri akan tumbuh dan citra diri positif akan muncul dalam diri anda sehingga anda akan memperoleh self esteem yang tinggi.





DAFTAR RUJUKAN


Viedhaa

 
UU GURU DAN DOSEN

A.        Tujuan Pembuatan UU Guru dan Dosen
1.     Mengangkat harkat, citra dan martabat guru.
2.    Meningkatkan tanggung jawab profesi guru sebagai pengajar, pendidik, pelatih, pembimbing dan manajer pembelajaran.
3.     Memberdayakan dan mendayagunakan profesi guru.
4.     Memberikan jaminan kesejahteraan dan perlindungan terhadap profesi guru.
5.     Meningkatkan mutu pelayanan dan hasil pendidikan.
6.     Mendorong peran serta masyarakat dan kepedulian terhadap guru.

B.            Fungsi UU guru dan Dosen
1.       Dasar hukum bagi Guru dan Dosen
UU Guru & Dosen merupakan landasan hukum bagi permasalahan-permasalahan terkait dengan pendidikn dan tenaga pendidik. Dengan adanya UU ini, segala permasalahan yang bersangkutan dapat di selesaikan dengan jalan dan peraturan yang sesuai. Guru dan dosen juga mendapatkan perlindungan atas statusnya sebagai tenaga pendidik.
2.       Memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan
Keberadaan Pelayanan pendidikan baik negeri maupun swasta di Indonesia sudah sangat banyak. Akibatnya tidak semua pelayanan pendidikan dapat terkontrol dengan baik. Kurangnya kualitas tenaga pengajar merupakan masalah pokok yang dapat mengakibatkan buruknya mutu pendidikan. Inilah tugas UU Guru dan Dosen untuk memperbaiki kualitas tenaga pengajar tersebut.
3.       Meningkatkan harkat, citra, dan martabat pendidik.
Sebagai pendidik, guru dan dosen adalah model bagi para peserta didik untuk di contoh dan di hormati. Dengan adanya UU guru dan dosen, diharapakan derajar guru lebih berharkat dan bermartabat.
4.       Meningkatkan tanggung jawab pendidik sebagai pengajar
Selain sebagai pengajar, guru juga berperan aktif sebagai fasilitator dalam melatih dan membimbing peserta didik. UU guru dan Dosen menuntut pendidik agar terus mengembankan tanggung jawabnya dalam memberikan ilmu. Tanggung jawab yang telah disepakati oleh pendidik harus selayaknya dijalankan dengan penuh rasa amanah.
5.       Memberdayakan dan mendayagunakan profesi pendidik.
Sebagai seorang pengajar, UU guru dan dosen mengusahakan pemberdayaan profesi pengajar secara merata, agar tidak terjadi kesenjangan pendidikan. Selain itu guru juga di tuntut agar kompeten dan profesional, agar menjadi pengajar yang berdayaguna.
6.       Memberikan jaminan kesejahteraan dan perlindungan kepada pendidin
Sebagai pegawai negeri, guru dan dosen berhak mendapatkan perlindungan keamanan dan pelayanan kesehatan yang telah di tentukan. Agar terwujud tenaga pendidik yang selalu merasa aman, sehat, dan sejahtera.
7.       Mendorong peran serta masyarakat dalam kepedulian terhadap pendidik
UU guru dan dosen juga mengusahakan untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat tentang peran penting masyarakat sebagai pengajar di luar sekolah. Selain guru dan orang tua, masyarakat juga merupakan agen pendorong kemajuan pendidikan.

C.               Undang-undang Guru dan Dosen
Undang-Undang GURU dan DOSEN  nomor 14 tahun 2005 terdiri dari: 8 Bab dan 84 Pasal, 205 ayat, yang memuat tentang:
·         Umum: 6 Bab, 15 Pasal, 23 ayat
·         Tentang Guru: 1 Bab, 37 Pasal, 96 ayat
·         Tentang Dosen: 1 Bab, 32 Pasal, 86 ayat
Undang – undang Guru dan Dosen terdiri dari :
a.     Guru
1.     Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi (Pasal 8-13)
2.     Hak dan Kewajiban (Pasal 14-20)
3.     Wajib Kerja dan Ikatan Dinas (Pasal 21-23)
4.     Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan Pemberhentian (Pasal 24-31)
5.     Pembinaan dan Pengembangan (Pasal 32-35)
6.     Penghargaan (Pasal 36-38)
7.     Perlindungan (Pasal 39)
8.     Cuti (Pasal 40)
9.     Organisasi Profesi dan Kode Etik (Pasal 41-44)

b.     Dosen
1.     Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi dan Jabatan Akademik (Pasal 45-50)
2.     Hak dan Kewajiban Dosen(Pasal 51-60)
3.     Wajib Kerja dan Ikatan Dinas (Pasal 61-62)
4.     Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan Pemberhentian (Pasal 63-69)
5.     Pembinaan dan Pengembangan (Pasal 69-72)
6.     Penghargaan (Pasal 73-74)
7.     Perlindungan (Pasal 75)A
8.     Cuti (Pasal 76)


Peraturan Pemerintah dan Menteri lainnya yang membahas tentang Dosen terdapat dalam:
1.      Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
2.      Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1999 tentang Perguruan Tinggi Berbadan Hukum Milik Negara (BHMN)
3.      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4.      Peraturan Mendiknas RI Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen
5.      Kepmenkowasbangpan Nomor 38 Tahun 1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan  Angka Kreditnya
6.      Peraturan Mendiknas RI Nomor 17 Tahun 2008 tentang Perubahan Pertama atas Peraturan Mendiknas Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen.
7.      Peraturan Mendiknas Nomor 9 Tahun 2008 tentang Perpanjangan BUP PNS yg Menduduki Jabatan GB/Profesor dan Pengangkatan GB/Profesor Emeritus
8.      Peraturan Mendiknas Nomor 18 Tahun 2008 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Dosen.
9.      Peraturan Mendiknas Nomor 19 Tahun 2008 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Dosen.
10.   Peraturan Mendiknas Nomor 20 Tahun 2008 tentang Penetapan Inpassing Pangkat Dosen Bukan Pegawai Negeri Sipil yang Telah Menduduki Jabatan Akademik Pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Masyarakat.

Dengan lahirnya Undang-undang Guru dan Dosen diharapkan dapat menjadi acuan untuk memperbaiki kualitas mutu pelayanan pendidikan dimasyarakat baik itu negeri maupun swasta, lebih menghargai profesi guru, dan meningkatkan mutu guru di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai langkah menjadikan guru sebagai tenaga profesional. Bisa didirikan organisasi profesi yang dapat mewadahi, terutama guru yang dapat menjalankan fungsinya sebagai orgnisasi profesi yang independen dan diharapkan dapat menjadi lembaga yang benar-benar memperjuangkan nasib guru. Setiap guru berhak mendapatkan perlindungan dalam melaksanakan tugasnya.


DAFTAR RUJUKAN
Ø  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No: 12 13 15 16 17 18 19 dan 20 Tahun 2007 (BP Pustaka Citra Mandiri, 2007).


Viedhaa


KESULITAN BELAJAR

A.                 Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Menurut Burton, siswa diduga mengalami kesulitan belajar apabila siswa tidak dapat mencapai ukuran tingkat keberhasilan belajar dalam waktu tertentu.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar, akan sukar dalam menyerap materi-materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru sehingga ia akan malas dalam belajar, serta tidak dapat menguasai materi, menghindari pelajaran, mengabaikan tugas-tugas yang diberikan guru, penurunan nilai belajar dan prestasi belajar rendah.

B.                  Macam-macam Kesulitan Belajar
1.                  Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan.
2.                  Learning disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya.
3.                  Underachiever merupakan siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
4.                  Slow learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5.                  Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
C.                  Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar
1.                  Faktor Internal
·                     Faktor Intelegensi
Seorang anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi cendrung akan lebih berhasil dalam belajarnya dibandingkan dengan anak yang intelegensinya rendah.
·                     Faktor Minat
Dengan adanya minat mendorong kearah keberhasialan, anak yang berminat terhadap suatu pelajaran akan lebih mudah untuk mempelajarinya dan sebaliknya anak yang kurang berminat akan mengalami kesulitan dalam belajarnya.
·                     Faktor Bakat
Bakat ini dapat menyebabkan kesulitan belajar jika kurang mendapatkan perhatian.  Anak sering dipaksa sesuai dengan kemauan orang tuanya , akibatnya dapat membebani anak, memunculkan nilai-nilai yang kurang baik, bahkan dirasakan menjadi tekanan bagi anak yang akhirnya akan berakibat kurang baik terhadap belajar anak di sekolah.
·                     Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian dapat menyebabkan kesulitan belajar, jika tidak memperhatikan fase-fase perkembangan seseorang. Seorang anak yang belum mencapai suatu fase tertentu akan mengalami kesulitan dalam berbagai hal termasuk dalam hal belajar.

2.    Faktor eksternal
a.    Faktor Keluarga
Beberapa hal yang dapat menimbulkan persoalan yang bersumber dari keluarga adalah seperti: a). sikap orang tua yag mengucilkan anaknya, tidak mepercayai, tidak adil dan tidak mau menerime anaknya secara wajar, b). broken home, perceraian, percekcokan, c). Didikan yang otoriter, terlalu lemah dan memanjakannya, d). Orang tua tidak mengetahui kemampuan anaknya, sifat kepribadian, minat, bakat, dan sebagainya.

b.    Faktor Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah dapat menjadikan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar seperti:
1.                  Cara penyajian pelajaran kurang baik.
2.                  Hubungan guru dan murid kurang harmonis.
3.                  Hubungan antara burid dengan murid itu sendiri tidak baik
4.                  Bahan pelajaran yang disajikan tidak dimengerti siswa.
5.                  Alat-alat pelajaran yang tersedia kurang memadai.
6.                  Waktu sekolah dan disiplin kurang

c.                   Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyrakat yang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, seperti: suka minum-minum minuman keras, penjudi dan sebagainya, dapat menghambat pembentukam kepribadiaan dan kemampuan, termasuk pula dalam proses belajar mengajar seorang anak.

D.                 Tanda-tanda Kesulitan Belajar
Tanda tanda kesulitan belajar sangat bervariasi dan tergantung pada usia anak.
1. Pada Usia Pra-Sekolah
•    Keterlambatan berbicara jika dibandingkan dengan anak seusianya
•    Adanya kesulitan dalam pengucapan kata
•    Kemampuan penguasaan jumlah kata yang minim
•    Seringkali tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk suatu kalimat
•    Kesulitan untuk mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari
•    Kegelisahan yang sangat ekstrim dan mudah teralih perhatiannya
•    Kesulitan berinteraksi dengan anak seusianya
2. Pada Usia Sekolah
•    Daya ingatnya (relatif) kurang baik
•    Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca.
•    Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya
•    Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat
•    Sangat aktif dan tidak mampu menyele-saikan satu tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas
•    Sulit konsentrasi atau pehatiannya mudah teralih
•    Sering melakukan pelanggaran baik di sekolah atau di rumah
•    Tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya
•    Problem emosional seperti mengasingkan diri, pemurung, mudah tersinggung, dll
•    Menolak bersekolah
•    Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau rutinitas tertentu
•    Kesulitan dalam mempelajari pengertian tentang hari dan waktu
3. Pada Usia Remaja dan Dewasa
•    Membuat kesalahan dalam mengeja berlanjut hingga dewasa
•    Sering menghindar dari tugas membaca dan menulis
•    Kesulitan dalam menyimpulkan suatu bacaan
•    Kesulitan menjawab suatu pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan/atau tulisan
•    Kemampuan daya ingat lemah
•    Kesulitan dalam menyerap konsep yang abstrak
•    Bekerja lamban
•    Bisa kurang perhatian pada hal-hal yang rinci atau bisa juga terlalu fokus kepada hal-hal yang rinci
•    Bisa salah dalam membaca informasi

E.                  Langkah-langkah Mengatasi Kesulitan Belajar
1.    Pengumpulan data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banyak informasi sehingga perlu diadakan suatu pengamatan langsung yang disebut pengumpulan data.
2.    Pengolahan data
Semua data harus diolah dan dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dialami oleh anak.
3.    Diagnosis, merupakan keputusan mengenai hasil dari pengolahan data.
4.    Prognosis, merupakan aktivitas penyusunan rencana/program yang diharapkan dapt membantu mengatasi masalah kesulitan belajar anak didik.
5.    Perlakuan, yang merupakan pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut.
6.    Evaluasi, dimaksudkan untuk mengetahui apakah perlakuan yang telah diberikan berhasil dengan baik, artinya ada kemampuan atau bahkan gagal sama sekali. (Ahmadi dan Widodo, 2000: 96)

F.       Alternatif mengatasi Kesulitan Belajar
Berikut ini beberapa alternatif dalam kesulitan belajar :
1.      Observasi Kelas
Observasi kelas dapat membantu mengurangi kesulitan dalam tingkat pelajaran, misalnya memeriksa kelas dalam kegiatan belajar, cukup nyaman, segar, sehat dan hidup atau tidak. Kalau suasana kelas sangat nyaman, tenang dan sehat, maka itu semua dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih semangat lagi.
2.      Pemeriksaan Alat Indera
Diupayakan minimal dalam sebulan sekali pihak sekolah melakukan pemeriksaan kesehatan siswanya di Puskesmas, karena tingkat kesehatan yang baik dapat menunjang pelajaran yang baik pula. Alat indera sangat penting karena dapat menstimulasikan bahan pelajaran langsung ke diri individu.
3.      Teknik Main Peran
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke rumah seorang murid untuk melihat, memperhatikan murid berikut semua yang ada di sekitarnya. Di sini guru dapat langsung melakukan wawancara dengan orang tuanya mengenai kepribadian anak, keluarga, ekonomi, pekerjaan dll. Selain itu juga, guru bisa melihat keadaan rumah, kondisi dan situasinya dengan masyarakat secara langsung.
4.      Tes Diagnostik Kecakapan/Tes IQ/Psikotes
 Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui sejauh mana IQ seseorang dapat dilihat dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana. Dengan latihan psikotes dapat diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara praktis dari segi dasar, logika dan privasi seseorang.
5.      Menyusun Program Perbaikan
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi pengajar dulu. Seorang pengajar harus menjadi seorang yang konsevator, transmitor, transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah beberapa alat peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih baik, karena dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi belajarpun akan semakin tinggi.





Daftar Rujukan

Kamis, 02 Mei 2013

Paper Self Esteem (Harga Diri)

Diposting oleh Viedhaa di 12:47 AM 3 komentar


SELF ESTEEM
(Harga Diri)

A.           Pengertian Self Esteem
Self esteem (harga diri) merupakan istilah yang digunakan dalam psikologi untuk mencerminkan seseorang dengan dimensi evaluasi yang menyeluruh dari diri. Harga diri meliputi keyakinan dan emosi. Jadi, self esteem dapat diartikan sebagai suatu perasaan dimana seseorang merasa bahwa dirinya berharga dan merasa bangga terhadap dirinya atau dapat dikatakan seberapa besar kita menyukai diri kita sendiri. Semakin kita menyukai diri kita sendiri, maka tingkat self esteem kita akan tinggi. Self esteem yang tinggi itulah yang akan mendorong diri kita, hubungan kita dengan orang lain, dan tingkat kepercayaan diri kita.

B.            Ciri-Ciri Self Esteem
Self Esteem di bedakan menjadi dua kondisi yaitu strong / kuat dan week / lemah. Orang yang mempunyai self esteem yang kuat akan  mampu membina relasi yang baik dan sehat dengan orang lain , bersikap sopan dan menjadikan dirinya menjadi orang yang berhasil.
Ø  Ciri – ciri orang yang mempunyai self esteem yang kuat adalah :
  1. Self Confidence / percaya diri.
  2. Goal Oriented / mengacu hasil akhir.
  3. Appreciative / menghargai.
  4. Contended / puas atau senang.

Ø  Ciri-Ciri orang yang memiliki self esteem lemah / weak adalah :
  1. Critical / mencela.
  2. Self-sentred / mementingkan diri sendiri.
  3. Cintical / sinis atau suka mengolok-olok.
  4. Diffident / malu-malu.

C.            Karakteristik Self Esteem
a.      Karakteristik Individu Dengan Self Esteem Yang Tinggi
1.Merasa puas dengan dirinya
2.Bangga dengan dirinya sendiri
3.     Aktif dan dapat mengekspresikan diri dengan baik
4.Menanggapi pujian dan kritik sebagai masukan
5.Dapat menerima kegagalan dan bangkit dari kekecawaan akibat kegagalan
6.Memandang hidup secara positif dan dapat mengambil nilai positif dari tiap hal
7.Menghargai tanggapan orang lain sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri
8.Optimis
9.Mudah berinteraksi, berhubungan dekat dan percaya pada orang lain
10.  Berani mengambil resiko
11.  Bersikap positif pada orang lain
12.  Memiliki pendirian tetap

b.      Karakteristik Individu Dengan Self Esteem Yang Rendah
1.      Merasa tidak puas dengan dirinya
2.      Ingin menjadi orang lain atau ingin berada di posisi orang lain
3.      Lebih sering mengalami emosi yang negative
4.      Sulit menerima pujian, tapi terganggu oleh kritik
5.      Sulit menerima kegagalan dan kecewa berlebh saat gagal
6.      Memandang hidup dan berbagai kejadian dalam hidup sebagai hal yang negative
7.      Menganggap tanggapan orang lain sebagai kritik yang mengancam
8.      Membesar-besarkan peristiwa negative yang pernah dialaminya
9.      Sulit untuk berinteraksi, berhubungan dan percaya pada orang lain
10.  Pesimis
11.  Menghindar dari resiko

D.           Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Diri (Self Esteem)
Menurut Coopersmith (1967) ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri, yaitu:
1.         Penghargaan dan Penerimaan dari Orang-orang yang Signifikan. Harga diri seseorang dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting dalam kehidupan individu yang bersangkutan, contohnya orang tua dan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan tempat interaksi yang pertama kali terjadi dalam kehidupan seseorang.

2.         Kelas Sosial dan Kesuksesan. Kedudukan kelas sosial dapat dilihat dari pekerjaan, pendapatan dan tempat tinggal. Individu yang memiliki pekarjaan yang lebih bergengsi, pendapatan yang lebih tinggi dan tinggal dalam lokasi rumah yang lebih mewah akan dipandang lebih sukses di mata masyarakat. Hal ini akan menyebabkan individu dengan kelas sosial yang tinggi meyakini bahwa diri mereka lebih berharga dari orang lain.

3.         Nilai dan Inspirasi Individu dalam Menginterpretasi Pengalaman.Kesuksesan yang diterima oleh individu tidak mempengaruhi harga diri secara langsung melainkan disaring terlebih dahulu melalui tujuan dan nilai yang dipegang oleh individu.

4.         Cara Individu dalam Menghadapi Devaluasi. Individu dapat meminimalisasi ancaman berupa evaluasi negatif yang datang dari luar dirinya.

E.            Cara Meningkatkan Self Esteem
1.      Examine Your True Value
Yakinkanlah pada diri anda bahwa anda adalah “unik” dari karya yang agung sang Pencipta. Tampillah dengan tampilan terbaik anda setiap hari. Jika anda mulai menghargai dan mengagumi diri anda,
maka orang lain akan melakukan hal yang sama.
2.      Do Not Compare to Others
Konsep kesuksesan bukanlah dengan membandingkan prestasi orang lain dengan prestasi kita, tetapi membandingkannya dengan pencapaian kita yang sebelumnya. Tentukanlah apa yang berharga dan janganlah mengukur kesuksesan anda dengan pengukur kesuksesan orang lain.
3.      Re-Programming Your Mind
Sikap dan tindakan seseorang dapat berubah sejalan dengan informasi yang diterima ke dalam pikirannya. Jadi, bagaimana anda dapat mengarahkan pikiran anda akan sangat berguna untuk meningkatkan citra diri anda dan juga akan membawa anda pada kesuksesan yang lebih tinggi.
4.      Creating Positive Environment
Jangan membiarkan orang lain yang menentukan pendapat anda terhadap diri anda sendiri. Kebahagiaan seseorang dapat terwujud ketika ia melakukan hal-hal yang membuat citra dirinya positif. Jadi, anda lah yang harus memegang kendali citra diri positif anda.
5.      Always Remember Your Past Success
Ingatlah kesuksesan anda di masa lalu yang dapat membuat anda merasa bangga, gunakan kesuksesan itu sebagai batu lompatan untuk mencapai kesuksesan yang berikutnya.
6.      Talk Positive to Yourself
Afirmasi positif terbukti dapat meningkatkan semangat dan citra diri seseorang, contohnya seseorang dapat menggunakan kata-kata positif buatannya sendiri seperti “saya pasti bisa”.
7.      Action
Self esteem yang tinggi tidak akan didapatkan jika anda menghindar dari setiap tantangan yanga ada dalam hidup anda. Untuk memperoleh self esteem yang tinggi tidak hanya cukup dengan berkata-kata positif pada diri anda, tetapi anda harus mengambil tindakan, hadapi ketakutan akan kegagalan, dengan demikian rasa percaya diri akan tumbuh dan citra diri positif akan muncul dalam diri anda sehingga anda akan memperoleh self esteem yang tinggi.





DAFTAR RUJUKAN


Paper UU Guru dan Dosen

Diposting oleh Viedhaa di 12:44 AM 0 komentar

 
UU GURU DAN DOSEN

A.        Tujuan Pembuatan UU Guru dan Dosen
1.     Mengangkat harkat, citra dan martabat guru.
2.    Meningkatkan tanggung jawab profesi guru sebagai pengajar, pendidik, pelatih, pembimbing dan manajer pembelajaran.
3.     Memberdayakan dan mendayagunakan profesi guru.
4.     Memberikan jaminan kesejahteraan dan perlindungan terhadap profesi guru.
5.     Meningkatkan mutu pelayanan dan hasil pendidikan.
6.     Mendorong peran serta masyarakat dan kepedulian terhadap guru.

B.            Fungsi UU guru dan Dosen
1.       Dasar hukum bagi Guru dan Dosen
UU Guru & Dosen merupakan landasan hukum bagi permasalahan-permasalahan terkait dengan pendidikn dan tenaga pendidik. Dengan adanya UU ini, segala permasalahan yang bersangkutan dapat di selesaikan dengan jalan dan peraturan yang sesuai. Guru dan dosen juga mendapatkan perlindungan atas statusnya sebagai tenaga pendidik.
2.       Memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan
Keberadaan Pelayanan pendidikan baik negeri maupun swasta di Indonesia sudah sangat banyak. Akibatnya tidak semua pelayanan pendidikan dapat terkontrol dengan baik. Kurangnya kualitas tenaga pengajar merupakan masalah pokok yang dapat mengakibatkan buruknya mutu pendidikan. Inilah tugas UU Guru dan Dosen untuk memperbaiki kualitas tenaga pengajar tersebut.
3.       Meningkatkan harkat, citra, dan martabat pendidik.
Sebagai pendidik, guru dan dosen adalah model bagi para peserta didik untuk di contoh dan di hormati. Dengan adanya UU guru dan dosen, diharapakan derajar guru lebih berharkat dan bermartabat.
4.       Meningkatkan tanggung jawab pendidik sebagai pengajar
Selain sebagai pengajar, guru juga berperan aktif sebagai fasilitator dalam melatih dan membimbing peserta didik. UU guru dan Dosen menuntut pendidik agar terus mengembankan tanggung jawabnya dalam memberikan ilmu. Tanggung jawab yang telah disepakati oleh pendidik harus selayaknya dijalankan dengan penuh rasa amanah.
5.       Memberdayakan dan mendayagunakan profesi pendidik.
Sebagai seorang pengajar, UU guru dan dosen mengusahakan pemberdayaan profesi pengajar secara merata, agar tidak terjadi kesenjangan pendidikan. Selain itu guru juga di tuntut agar kompeten dan profesional, agar menjadi pengajar yang berdayaguna.
6.       Memberikan jaminan kesejahteraan dan perlindungan kepada pendidin
Sebagai pegawai negeri, guru dan dosen berhak mendapatkan perlindungan keamanan dan pelayanan kesehatan yang telah di tentukan. Agar terwujud tenaga pendidik yang selalu merasa aman, sehat, dan sejahtera.
7.       Mendorong peran serta masyarakat dalam kepedulian terhadap pendidik
UU guru dan dosen juga mengusahakan untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat tentang peran penting masyarakat sebagai pengajar di luar sekolah. Selain guru dan orang tua, masyarakat juga merupakan agen pendorong kemajuan pendidikan.

C.               Undang-undang Guru dan Dosen
Undang-Undang GURU dan DOSEN  nomor 14 tahun 2005 terdiri dari: 8 Bab dan 84 Pasal, 205 ayat, yang memuat tentang:
·         Umum: 6 Bab, 15 Pasal, 23 ayat
·         Tentang Guru: 1 Bab, 37 Pasal, 96 ayat
·         Tentang Dosen: 1 Bab, 32 Pasal, 86 ayat
Undang – undang Guru dan Dosen terdiri dari :
a.     Guru
1.     Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi (Pasal 8-13)
2.     Hak dan Kewajiban (Pasal 14-20)
3.     Wajib Kerja dan Ikatan Dinas (Pasal 21-23)
4.     Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan Pemberhentian (Pasal 24-31)
5.     Pembinaan dan Pengembangan (Pasal 32-35)
6.     Penghargaan (Pasal 36-38)
7.     Perlindungan (Pasal 39)
8.     Cuti (Pasal 40)
9.     Organisasi Profesi dan Kode Etik (Pasal 41-44)

b.     Dosen
1.     Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi dan Jabatan Akademik (Pasal 45-50)
2.     Hak dan Kewajiban Dosen(Pasal 51-60)
3.     Wajib Kerja dan Ikatan Dinas (Pasal 61-62)
4.     Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan Pemberhentian (Pasal 63-69)
5.     Pembinaan dan Pengembangan (Pasal 69-72)
6.     Penghargaan (Pasal 73-74)
7.     Perlindungan (Pasal 75)A
8.     Cuti (Pasal 76)


Peraturan Pemerintah dan Menteri lainnya yang membahas tentang Dosen terdapat dalam:
1.      Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
2.      Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1999 tentang Perguruan Tinggi Berbadan Hukum Milik Negara (BHMN)
3.      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4.      Peraturan Mendiknas RI Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen
5.      Kepmenkowasbangpan Nomor 38 Tahun 1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan  Angka Kreditnya
6.      Peraturan Mendiknas RI Nomor 17 Tahun 2008 tentang Perubahan Pertama atas Peraturan Mendiknas Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen.
7.      Peraturan Mendiknas Nomor 9 Tahun 2008 tentang Perpanjangan BUP PNS yg Menduduki Jabatan GB/Profesor dan Pengangkatan GB/Profesor Emeritus
8.      Peraturan Mendiknas Nomor 18 Tahun 2008 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Dosen.
9.      Peraturan Mendiknas Nomor 19 Tahun 2008 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Dosen.
10.   Peraturan Mendiknas Nomor 20 Tahun 2008 tentang Penetapan Inpassing Pangkat Dosen Bukan Pegawai Negeri Sipil yang Telah Menduduki Jabatan Akademik Pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Masyarakat.

Dengan lahirnya Undang-undang Guru dan Dosen diharapkan dapat menjadi acuan untuk memperbaiki kualitas mutu pelayanan pendidikan dimasyarakat baik itu negeri maupun swasta, lebih menghargai profesi guru, dan meningkatkan mutu guru di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai langkah menjadikan guru sebagai tenaga profesional. Bisa didirikan organisasi profesi yang dapat mewadahi, terutama guru yang dapat menjalankan fungsinya sebagai orgnisasi profesi yang independen dan diharapkan dapat menjadi lembaga yang benar-benar memperjuangkan nasib guru. Setiap guru berhak mendapatkan perlindungan dalam melaksanakan tugasnya.


DAFTAR RUJUKAN
Ø  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No: 12 13 15 16 17 18 19 dan 20 Tahun 2007 (BP Pustaka Citra Mandiri, 2007).


Paper Kesulitan Belajar

Diposting oleh Viedhaa di 12:42 AM 0 komentar


KESULITAN BELAJAR

A.                 Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Menurut Burton, siswa diduga mengalami kesulitan belajar apabila siswa tidak dapat mencapai ukuran tingkat keberhasilan belajar dalam waktu tertentu.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar, akan sukar dalam menyerap materi-materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru sehingga ia akan malas dalam belajar, serta tidak dapat menguasai materi, menghindari pelajaran, mengabaikan tugas-tugas yang diberikan guru, penurunan nilai belajar dan prestasi belajar rendah.

B.                  Macam-macam Kesulitan Belajar
1.                  Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan.
2.                  Learning disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya.
3.                  Underachiever merupakan siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
4.                  Slow learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5.                  Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
C.                  Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar
1.                  Faktor Internal
·                     Faktor Intelegensi
Seorang anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi cendrung akan lebih berhasil dalam belajarnya dibandingkan dengan anak yang intelegensinya rendah.
·                     Faktor Minat
Dengan adanya minat mendorong kearah keberhasialan, anak yang berminat terhadap suatu pelajaran akan lebih mudah untuk mempelajarinya dan sebaliknya anak yang kurang berminat akan mengalami kesulitan dalam belajarnya.
·                     Faktor Bakat
Bakat ini dapat menyebabkan kesulitan belajar jika kurang mendapatkan perhatian.  Anak sering dipaksa sesuai dengan kemauan orang tuanya , akibatnya dapat membebani anak, memunculkan nilai-nilai yang kurang baik, bahkan dirasakan menjadi tekanan bagi anak yang akhirnya akan berakibat kurang baik terhadap belajar anak di sekolah.
·                     Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian dapat menyebabkan kesulitan belajar, jika tidak memperhatikan fase-fase perkembangan seseorang. Seorang anak yang belum mencapai suatu fase tertentu akan mengalami kesulitan dalam berbagai hal termasuk dalam hal belajar.

2.    Faktor eksternal
a.    Faktor Keluarga
Beberapa hal yang dapat menimbulkan persoalan yang bersumber dari keluarga adalah seperti: a). sikap orang tua yag mengucilkan anaknya, tidak mepercayai, tidak adil dan tidak mau menerime anaknya secara wajar, b). broken home, perceraian, percekcokan, c). Didikan yang otoriter, terlalu lemah dan memanjakannya, d). Orang tua tidak mengetahui kemampuan anaknya, sifat kepribadian, minat, bakat, dan sebagainya.

b.    Faktor Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah dapat menjadikan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar seperti:
1.                  Cara penyajian pelajaran kurang baik.
2.                  Hubungan guru dan murid kurang harmonis.
3.                  Hubungan antara burid dengan murid itu sendiri tidak baik
4.                  Bahan pelajaran yang disajikan tidak dimengerti siswa.
5.                  Alat-alat pelajaran yang tersedia kurang memadai.
6.                  Waktu sekolah dan disiplin kurang

c.                   Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyrakat yang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, seperti: suka minum-minum minuman keras, penjudi dan sebagainya, dapat menghambat pembentukam kepribadiaan dan kemampuan, termasuk pula dalam proses belajar mengajar seorang anak.

D.                 Tanda-tanda Kesulitan Belajar
Tanda tanda kesulitan belajar sangat bervariasi dan tergantung pada usia anak.
1. Pada Usia Pra-Sekolah
•    Keterlambatan berbicara jika dibandingkan dengan anak seusianya
•    Adanya kesulitan dalam pengucapan kata
•    Kemampuan penguasaan jumlah kata yang minim
•    Seringkali tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk suatu kalimat
•    Kesulitan untuk mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari
•    Kegelisahan yang sangat ekstrim dan mudah teralih perhatiannya
•    Kesulitan berinteraksi dengan anak seusianya
2. Pada Usia Sekolah
•    Daya ingatnya (relatif) kurang baik
•    Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca.
•    Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya
•    Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat
•    Sangat aktif dan tidak mampu menyele-saikan satu tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas
•    Sulit konsentrasi atau pehatiannya mudah teralih
•    Sering melakukan pelanggaran baik di sekolah atau di rumah
•    Tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya
•    Problem emosional seperti mengasingkan diri, pemurung, mudah tersinggung, dll
•    Menolak bersekolah
•    Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau rutinitas tertentu
•    Kesulitan dalam mempelajari pengertian tentang hari dan waktu
3. Pada Usia Remaja dan Dewasa
•    Membuat kesalahan dalam mengeja berlanjut hingga dewasa
•    Sering menghindar dari tugas membaca dan menulis
•    Kesulitan dalam menyimpulkan suatu bacaan
•    Kesulitan menjawab suatu pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan/atau tulisan
•    Kemampuan daya ingat lemah
•    Kesulitan dalam menyerap konsep yang abstrak
•    Bekerja lamban
•    Bisa kurang perhatian pada hal-hal yang rinci atau bisa juga terlalu fokus kepada hal-hal yang rinci
•    Bisa salah dalam membaca informasi

E.                  Langkah-langkah Mengatasi Kesulitan Belajar
1.    Pengumpulan data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banyak informasi sehingga perlu diadakan suatu pengamatan langsung yang disebut pengumpulan data.
2.    Pengolahan data
Semua data harus diolah dan dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dialami oleh anak.
3.    Diagnosis, merupakan keputusan mengenai hasil dari pengolahan data.
4.    Prognosis, merupakan aktivitas penyusunan rencana/program yang diharapkan dapt membantu mengatasi masalah kesulitan belajar anak didik.
5.    Perlakuan, yang merupakan pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut.
6.    Evaluasi, dimaksudkan untuk mengetahui apakah perlakuan yang telah diberikan berhasil dengan baik, artinya ada kemampuan atau bahkan gagal sama sekali. (Ahmadi dan Widodo, 2000: 96)

F.       Alternatif mengatasi Kesulitan Belajar
Berikut ini beberapa alternatif dalam kesulitan belajar :
1.      Observasi Kelas
Observasi kelas dapat membantu mengurangi kesulitan dalam tingkat pelajaran, misalnya memeriksa kelas dalam kegiatan belajar, cukup nyaman, segar, sehat dan hidup atau tidak. Kalau suasana kelas sangat nyaman, tenang dan sehat, maka itu semua dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih semangat lagi.
2.      Pemeriksaan Alat Indera
Diupayakan minimal dalam sebulan sekali pihak sekolah melakukan pemeriksaan kesehatan siswanya di Puskesmas, karena tingkat kesehatan yang baik dapat menunjang pelajaran yang baik pula. Alat indera sangat penting karena dapat menstimulasikan bahan pelajaran langsung ke diri individu.
3.      Teknik Main Peran
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke rumah seorang murid untuk melihat, memperhatikan murid berikut semua yang ada di sekitarnya. Di sini guru dapat langsung melakukan wawancara dengan orang tuanya mengenai kepribadian anak, keluarga, ekonomi, pekerjaan dll. Selain itu juga, guru bisa melihat keadaan rumah, kondisi dan situasinya dengan masyarakat secara langsung.
4.      Tes Diagnostik Kecakapan/Tes IQ/Psikotes
 Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui sejauh mana IQ seseorang dapat dilihat dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana. Dengan latihan psikotes dapat diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara praktis dari segi dasar, logika dan privasi seseorang.
5.      Menyusun Program Perbaikan
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi pengajar dulu. Seorang pengajar harus menjadi seorang yang konsevator, transmitor, transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah beberapa alat peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih baik, karena dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi belajarpun akan semakin tinggi.





Daftar Rujukan